Aksara Lampung Lengkap – Halo sobat seputarcaraku.com, Pada materi kali ini kami akan mengulas mengenai Aksara Lampung dimana dalam hal ini mengenai Sejarah, Aksara Lampung, Penggunaan dan Komputerisasi , agar lebih dapat memahami dan mengerti selengkapnya dibawah ini.

Sejarah Aksara Lampung
Dari beberapa aksara daerah, biasanya dipengaruhi aksara Dewdatt Deva Nagari, yang merupakan aksara India kuno yang sering digunakan untuk menulis kitab suci dalam bahasa Sanskerta.
Daerah Lampung, Pada sekitar abad ke-4, ada kerajaan bertahta emas dan perak, kerajaan Tulang Bawang yang beragama Budha dan menguasai daerah dari Lampung ke selatan Sumatra. Dari kerajaan inilah budaya baca tulis berkembang, Para pedagang atau penyebar agama Buddha berhenti di Lampung.
Tulisan/Aksara Lampung (Had Lampung) adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan tulisan Pallawa di India selatan. Jenis suku kata jenis fonetik yang vokal seperti dalam huruf Arab, menggunakan tanda-tanda fathah di baris atas dan tanda-tanda kasrah di baris bawah, tetapi tidak menggunakan tanda dammah di baris pertama, tetapi menggunakan tanda di belakang, di mana setiap tanda memiliki namanya sendiri.
Aksara Lampung telah dipengaruhi oleh dua elemen, yaitu huruf Arab dan aksara Pallawa. Aksara Lampung terkait dengan aksara Rencong, aksara Rejang Bengkulu, aksara Lontara dan aksara Sunda. Aksara Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf ganda, anak huruf dan kelompok konsonan, ada juga simbol, angka dan tanda baca. Aksara Lampung telah disebut dengan sebutan Kaganga dibaca dan ditulis dari kiri ke kanan denganhuruf induk total 20 buah .
Naskah Lampung telah mengalami perubahan atau perkembangan. Sebelumnya, Aksara Lampung Kuno jauh lebih kompleks, jadi perbaikan telah dilakukan hingga yang dikenal saat ini. Aksara atau Huruf atau Had Lampung diajarkan di sekolah sekarang adalah hasil dari perbaikan.
Aksara Lampung

Anak Huruf
1. Terletak di Atas Huruf
Nama | Aksara Lampung | Keterangan |
Bicek | ![]() |
Tanda vokal e |
Ulan | ![]() |
Tanda vokal i |
Ulan | ![]() |
Tanda vokal é |
Datasan | ![]() |
Tanda ganti konsonan n |
Rejunjung | ![]() |
Tanda ganti konsonan r |
Tekelubang | ![]() |
Tanda ganti konsonan ng |
2. Terletak di Bawah Huruf
Nama | Aksara Lampung | Keterangan |
Bitan | ![]() |
Tanda vokal u |
Bitan | ![]() |
Tanda vokal o |
Tekelungau | ![]() |
Tanda vokal au |
3. Terletak di Samping Huruf
Nama | Aksara Lampung | Keterangan |
Tekelingai | ![]() |
Tanda vokal ai |
Keleniah | ![]() |
Tanda ganti konsonan h |
Nengen | ![]() |
Tanda mati suatu konsonan |
Tanda Baca
Aksara Lampung | Keterangan |
![]() |
Tanda Mula |
![]() |
Tanda Koma |
![]() |
Tanda Titik |
![]() |
Tanda Tanya |
![]() |
Tanda Seru |
![]() |
Tanda Penghubung |
![]() |
Tanda Atau |
![]() |
Tanda Kutip |
![]() |
Tanda Titik Dua |
![]() |
Tanda Kurung |
Angka
Angka Arab | 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 |
Aksara Lampung | ![]() |
Penggunaan Aksara Lampung
Di masa lalu, gadis-gadis pribumi di Lampung memiliki kemampuan untuk menarik lawan jenis. Memang ( mantra) pengasihan ini tertulis dalam Naskah Lampung Kaganga diatas kulit kayu. Naskah had Lampung biasa dipakai untuk menulis undang-undang, surat resmi untuk mensahkan hak kepemilikan tanah (tradisional), guna-guna,mantra, sihir, persembahan, petuah, syarat menjadi kepemimpinan, obat-obatan, untuk Puisi mistis Islam. Ada juga puisi cinta, yang dikenal sebagai hiwang atau bandung. Bahan penulisan selain kulit kayu juga menggunakan bilah bambu, daun lontar, dalung (serutan logam), kulit binatang, tanduk kerbau dan batu. Puisi cinta dalam bentuk dialog ditulis di selembar bambu atau daun bambu – disebut gelumpai – diikat dengan tali melalui lubang di ujungnya dan diberi nomor sesuai abjad. Ada juga yang memahatnya di tabung bambu dan kulit kayu dilipat.
Karya ilmiah Lampung tentang bahasa dan had lampung semuanya menggunakan “ra” untuk menulis huruf atau 16 fonem dalam penulisan Had Lampung. Adok (Gelar) dan nama tempat harus ditulis dalam ejaan ra, meskipun dibaca mendekati bunyi kha / gha, misalnya Pangiran Raja Purba, Batin Sempurna Jaya, Radin Surya Marga, Minak Perbasa, Kimas Putera, Marga Pertiwi. Tulisan “radu rua rani mak ratong” adalah ejaan standar, sedangkan tulisan “khadu khua khani mak khatong” tidak standar.
Sementara itu, penelitian perihal bahasa dan skrip Lampung dilaksanakan oleh Prof. Dr. Herman Neubronner van der Tuuk lewat tulisannya “Een Vergelijkende Woordenlijst van Lampongsche Tongvallen” pada jurnal ilmiahnya Tijdschrift Bataviaasch Genootschap( TBG ) volume 17, 1869, hal. 569-575, serta artikel “Het Lampongsch en Zijne Tongvallen”, dalam TBG, volume 18, 1872, hal. 118-156, diikuti oleh penelitian Profesor Charles Adrian van Ophuijsen melalui tulisan jurnal “Lampongsche Dwerghertverhalen” pada jurnal Bijdragen Koninklijk Instituut (BKI), volume 46, 1896, hal. 109-142. Oscar Louis Helfrich juga meluncurkan kamus Lampongsch-Hollandsche Woordenlijst pada tahun 1891. Lalu mendapat gelar doktor. Tesis Dale Franklin Walker di Cornell University, AS, berjudul A Grammar of the Lampung Language (1973).
“Adi-adi”, puisi tradisional dalam had Lampung
Menurut Profesor CA van Ophuijsen,Aksara Lampung adalah bahasa kuno dalam keluarga Austronesia-Malaysia, karena masih banyak kosakata bahasa Austronesia yang terpelihara, seperti: apui, bah, balak, bingi, buok, heni, hirung, hulu, ina , ipon, iwa, luh, pedom, pira, pitu, telu, tuha, tutung, siwa, walu, dll. Profesor HN van der Tuuk telah memeriksa kekerabatan bahasa Lampung dengan bahasa Nusantara lainnya.Lampung dan Sumbawa memiliki kata punti (pisang) ,Lampung dan Sunda memiliki kata awi (bambu) , Lampung dan Batak memiliki kata bulung (daun). Ini membuktikan bahwa bahasa nusantara memang merupakan kelompok, yaitu keluarga Austronesia yang mencakup wilayah mulai dari Madagaskar hingga Kepulauan Pasifik.
Saat ini, penggunaan aksara Lampung tidak biasa seperti penggunaan huruf Latin. Orang Lampung sendiri menggunakan lebih banyak huruf Latin untuk menulis bahasa Lampung. Di kalangan anak muda, penggunaan aksara Lampung umumnya digunakan untuk menulis hal-hal pribadi seperti surat cinta dan buku harian. Juga, beberapa orang yang menulis dalam bahasa Indonesia menggunakan aksara Lampung.
Penggunaan aksara Lampung dapat dilihat pada penulisan nama jalan di provinsi Lampung. Selain itu, penggunaan aksara Lampung juga terlihat pada logo-logo provinsi, kabupaten, dan kota-kota di provinsi Lampung.
Komputerisasi Aksara
